Jangan membayangkan El Clasico hanya terjadi Liga Spanyol antara Real Madrid melawan Barcelona karena kuatnya persaingan antar kedua tim Spanyol tersebut. Bisa jadi, drama El Clasico juga terjadi di turnamen Dammam Cup selama ini.
Batavia FC, sebelumnya dikenal sebagai Jakarta FC, merupakan tim rival kental Fawazia FC. Meski telah berganti nahkoda dan banyak pemainnya yang hengkang dan berganti baru, Batavia masih dirasa kental persaingannya dengan Fawazia.

Fawazia FC sendiri, tim kawakan sarat dengan prestasi. Hampir setiap tahun turnamen DC, berhasil lolos sebagai finalis. Bermarkas di Jalan 6 Pasar Khobar, kostumnya yang khas berwarna biru telor asinnya ini, termasuk solid didukung fansnya yang setia.

Hanya saja, El Clasico di DC tidak menjadikan kedua tim berduel dalam perebutan pemain bintang. Maklum, turnamen amatir warga Indonesia di Wilayah Timur, pemainnya silih berganti menyesuaikan masa kerja selama menjadi TKI.
Menurut Phill Ball, penulis dari ‘Morbo: The Story of Spanyol Football,’ menyebut rivalitas yang kemudian dikenal El Clasico di persepakbolaan Eropa, merupakan ‘Perang Saudara Spanyol.’ Awal perseteruan antara Barca dan Real dimulai sejak awal dekade 30an saat publik Barcelona yang jenuh terhadap kecenderungan sentralisasi kota Madrid di era kediktatoran Franco.
Sementara, Batavia sebelumnya bermarkas di Jalawiyah, kini tampaknya didominasi pemain yang berdomisili di Dammam Seaport, sementara Fawazia dari kota Khobar, tidak sama dengan sejarah El Clasico yang sebenarnya.